Senin, 12 Oktober 2009

menjelang Senja di Kereta Tua...............

Desah nafasku begitu terasa,seolah saling berkejaran ingin mendahului,
setelah seharian berjalan menyusuri jalan angkuh ibukota........
nyaris semua pelosok ku sambangi,tapi waktu yang tak mencukupi,karna aku harus sampai di stasiun tanah abang,jelang magrib.
Malam yang mulai menyapa,mengusik perjalananku sejak pagi tadi,tp tak jauh lagi stasiun akan menyambutku dengan segudang aktifitas anak manusia tuk menyambung tali hidup.
kaki menjejal penuh pikiran.
yach,
pikiran akan fenomena yang hampir mewarnai kehidupan ibukota.
Betapa seolah tak ada lagi ruang hati tuk mengingat Sang Pencipta....
Betapa seolah tak ada lagi sentuhan spirit yang menggetarkan jiwa tuk mengingatNya.
Inikah fenomena akhir zaman???????
Masjid-masjid nyaris jadi menghias bangunan di sekeliling saja.tak ada ruh.tak ada nyanyian kerinduan kampung abadi.
Tak terasa,aku tlah sampai di stasiun tanah abang,di sambut suara adzan yang masih terdengar walau sayup2 dari kejauhan.
Kereta yang akan menuju jogja,menjadi targetku.karna aku harus segera sampai di kota pelajar itu.hmm,orang "penting" tlah menungguku.
...............................................
Sekitar pukul 19.05,suara bising kereta mulai memecah "kesunyian" stasiun.
Asumsi awal,penumpang tak akan banyak.Setidaknya tak akan bersesak ketika naik ke kereta.
Kereta berhenti.
hmm...ternyata semua di luar dugaan.semua diluar asumsi.Kereta begitu menyesakkan dada.seolah tak mau memberi ruang tuk mengolah nafas.
Terpaksa,ku ambil juga sebuah jurus tuk "memperebutkan kursi" kereta.minimal aku sedikit memiliki keahlian dalam desak-mendesak,yang pernah ku dapatkan dalam sebuah latihan pengamanan massa.
Alhamdulillah,ku dapatkan juga kursinya.
aku sedikit lega.setidaknya bisa menikmati perjalanan melalui kereta.
Ditengah keasyikan menikmati "kursi empu" kereta,dan di tengah bising manusia mencari kursi2 lowong,terlihat seorang kakek,memakai jubah,kopiah putih dan berjenggot putih.
wajahnya memberi gambaran bahwa usianya tak muda lagi,tapi aura di wajahnya masih menunjukkan semangat yang melimpah dari sang kakek.
Ia berjalan tanpa kesulitan melangkahkan kakinya,mendekatiku.
Wajahnya menyorot wajahku penuh kewibawaan.Seolah ingin menyampaikan sebuah pesan padaku.
Instingku menari dalam memori otakku,refleks,aku langsung menawarkan untuk duduk di sebelahku.Walau sebenarnya kursinya cuma satu dan tuk satu orang.Tapi,jiwa kemanusiaanku tak tega membiarkan sang kakek berdiri dengan sisa usianya.
Memang,wajah sang kakek mengekspresikan sebuah kesholelahan seseorang.
sang kakek pun melempar senyum padaku dan mengawali perkenalan kami.Ia akan menuju Purwokerto,tuk bersilaturahim ke tempat saudaranya.sembari berbasa basi dan menawarkan makanan ringan padanya,kami mulai ngobrol penuh persaudaraan.setelah itu kami istirahat dengan model masing-masing.
...............................................................................................................
Aku tak pernah nyenyak dalam sebuah perjalanan,apalagi ketika berada di kereta.
Pukul 22.34,aku mencoba menghibur diri dengan menguatkan lagi hafalan juz awal-awal.
suaraku lirih,hampir tak terdengar.
Di tengah asyiknya mengulang hafalan,tak ku sangka,sang kakek menyapaku kembali dengan sebuah pertanyaan,"Nak,lagi baca surat apa??",kalimat yang terlontar dari sang kakek.
aku sedikit salah tingkah,karna pikirku,mungkin sang kakek terganggu dengan aktifitasku,walaupun sudah ku pastikan tak akan menggangu orang lain.
ku jawab juga pertanyaan itu.
Ia merespon balik,yang ku kira sebuah teguran,tp ternyata Iasenang dan menikmati aktifitasku itu.Sang kakek pun memberi wejangan yang begitu berbobot,untukku.
Tak dinyana,Ia memberi sebuah "mustika Kebiasaan baik" yang di ambil dasri Al Quran.
aku penasaran.
ku coba tanyakan lagi pada sang kakek.tapi Ia menjawab,Nak nanti lihat sendiri aj.
Semaleman aku di buat penasaran.
Tentang sebuah mustika untuk para pemuda.
Rasa penasaran itu tetap mengendap dalam otakku.Begitu cepat.seakan mengiringi laju kereta yang membawa kami.
hmmmm.....
sebuah rasa penasaran yang kan ku coba hilangkan dngan mencarinya setelah sampai nanti.Di kota Pelajar.
aku penasaran.
Penasaran yang ku dapat dari sang kakek tua di kereta tua.
ku kan mencarinya.tuk menghilangkan rasa penasaran ini.
..................................................................................................
(sebuah pengalaman dalam perjalanan petualangan)

Tidak ada komentar: